Mittwoch, 13. Juni 2012

Allah cemburu

“Demi Allah, aku lebih cemburu daripada dia, dan Allah lebih cemburu daripadaku.” (HR. Bukhairi Muslim)

Edisi cemburu tampil dengan beragam wajahnya. Ali-fatimah contohnya. Melihat fatimah membersihkan giginya, ali langsung naik tensinya. Kepada siwak, Ia berkata: “Kau rasakan kenikmatan bibirnya, tak takut cemburu membakar jiwa, seandainya pelakunya bukan dirimu, pasti kepala lepas dari tubuhmu“. Begitu dalam cinta Ali pada pujaan hati. Pada siwakpun ia cemburu, tak mau kesempatan beradu bibir berlalu. Atau yang ini…


“Kalau aku melihat seorang laki-laki bersama istriku..”, kata Sa’ad ibn ‘Ubadah berandai-andai. “Tentu akan kupukul dengan pedang hingga ia tak bisa mengeluarkan suara lagi!”


Lalu bagaimana pendapat Rasul? ketika kata-kata ini disampaikan kpd Nabi Shalallahu ‘Alaihi wa sallam, beliau justru bersabda, “Apakah kalian heran terhadap perkataan Sa’ad? Demi Allah, aku lebih cemburu daripada dia, dan Allah lebih cemburu daripadaku.” (HR. Bukhairi Muslim)


Betapa banyak mereka yang dicintai, mencintai, atau saling mencintai, semakin menjauhkan diri dari Tuhannya. Cinta yang benar adalah cinta yang semakin mendekatkan kita pada Tuhan, meski kadang itu terasa menyakitkan. Maka sepatutnya kita malu. Sepatutnya kita sadar bahwa Allah sedang cemburu.

Keine Kommentare:

Kommentar veröffentlichen